Sabtu, 20 April 2024 | 08:00 WIB
PUSINFO – AYU PRAMUKA Idul fitri tidak bisa dipisahkan dari kata silaturahim dan halal bihalal, bentukan istilah yang berkaitan dengan suatu pertemuan dimana saling maaf dan memaafkan.
Suasana Idul Fitri masih terasa dipekan-pekan bulan Syawal pasca ramadhan sehingga silaturahim dan halal bihalal menjadi kegiatan yang banyak diselenggarakan berbagai lembaga dan instansi di awal kembalinya aktivitas rutin setelah masa liburan hari raya.
Istilah Halal bihalal berawal dari gagasan KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) salah seorang pentolan pendiri NU, beliau menyarankan untuk menggelar halal bihalal untuk seluruh tokoh bangsa sesuai permintaan Bung Karno dengan tujuan untuk menyatukan keadaan cerai-berainya kebersamaan tokoh, ulama dan paramuda Indonesia pasca Indonesia merdeka.
Itu pula yang diselenggarakan oleh keluarga besar PGRI cabang Kecamatan Sindang (gabungan anggota pengurus ranting SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sewilayah Kecamatan Sindang) gelar Silaturahim dan Halal blihalal antar sesama anggota PGRI. (Sabtu, 20 April 2024 | 08.00 – 13.00 WIB)
Acara diselenggarakan sebagai ikhtiar merekatkan tali silaturahmi diantara sesama anggota PGRI yang berada di cabang Kecamatan Sindang (gabungan anggota pengurus ranting SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sewilayah Kecamatan Sindang) . Bertempat di Kecamatan Sindang yang menjadi ikon sejarah kepemerintahan Sindang, dengan dihadiri oleh tidak kurang dari 123 anggora PGRI.
Adapun tema yang diusung di acara ini adalah Aktualisasi semangat Idul Fitri untuk Membangun Keakraban dan Keharmonisan bersama.
Selain anggota PGRI cabang Kecamatan Sindang (gabungan anggota pengurus ranting SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sewilayah Kecamatan Sindang) , Camat Sindang, Ketua PGRI tingkat Kabupaten, Kadisdikbud, para Kepala TK/SD/SMP/SMA dan para pengawas bina.
Sebagai puncak acara diisi oleh tausiyah yang disampaikan oleh Ustadzah Wasliyah, saat ini beliau mengemban amanah sebagai Dosen SSB Indramayu.
Dalam tauziyah disaampaikan tentang makna silaturahmi kaitannya dengan peran guru dalam membimbing peserta didik dengan kasih sayang, keikhlasan, kesabaran dan pantang menyerah untuk mencerdaskan anak bangsa.
Pentauziyah juga memberikan beberapa kata bijak sebagai oleh-oleh bagi anggota PGRI salah satunya Jadilah pengajar bukan pengejek, jadilah pemberi bukan penahan hak orang lain. Dan kata bijak lainnya yang disampaikan pada silaturrahim, Jadilah guru yang halal, yang dirindukan oleh peserta didiknya, jangan jadi guru yang makruh yang tidak diharapkan apalagi jadi guru yang haram yang kehadirannya ditolak oleh peserta didiknya.
Silaturahim dan halal bihalal memang sebuah tradisi namun makna mendalam yang terkandung sangatlah besar untuk membangun Keakraban dan Keharmonisan bersama.*
TIM PUSINFO-AYU PRAMUKA KWARCAB INDRAMAYU MEWARTAKAN